Ini dia, bahasan materi lanjutan dari Pilar Remar Rapi. Jika di pekan kemarin sudah Berkenalan sama Pilar Gemar Rapi untuk empat point yang pertama. Nah, sekarang belajar dan mengenal lagi nih, sisa point dari Pilar Gemar Rapi yang terakhir.

Totalnya ada 8 Pilar yang menjadi acuan dalam metode Gemar Rapi. Sebagian darinya sudah dibahas minggu lalu, dan berikut adalah ke-empat pilar lanjutan dari pilar sebelumnya (terakhir) yang akan kita bangun :
5. Menyesuaikan kondisi individu (personalized)
6. RASA (Hygge) sebagai prinsip (principles)
7. Memenuhi standar hygiene dan safety
8. Tidak mencemari lingkungan (environment)

Hehehe, mungkin ada yang bertanya “beberes barang saja koq pakai teori, sih?” atau “kapan mulainya buat bersih-bersih?“.

Yah, namanya juga sedang belajar. Ibarat kata, sekarang itu kita lagi membangun pondasinya dulu serta mengukur pilar-pilar yang akan dibangun. Sehingga, ketika semua bahan bangunan sudah tersaji, tinggal kita eksekusi sesuai dengan apa yang kita harapkan masing-masing.

Personalized

Gemar Rapi merupakan metode berbenah yang menyesuaikan dengan kondisi personalnya (baik dilihat dari sisi spiritual, karakter, kebutuhan maupun perasaan). Menurut saya, karena manusia itu adalah mahluk yang unik dan berbeda-beda satu sama lainnya, metode Gemar Rapi sangat cocok untuk diterapkan di rumah kami.

Saya memiliki kebiasaan menunda dalam pekerjaan, hobinya sistem kebut semalam. Begitupun dalam hal rapi-rapi rumah. Pantas kamar mungil kami jadi tampak berantakan dan bikin tidak nyaman, barang saya amat banyak dan tercecer di banyak tempat.

Untuk membuat mereka memiliki “rumah” sudah terpikirkan, tapi dari dulu masih tarsok ( ntar-besok ) saja. Hehehehe. Alhamdulillah 3 pekan ini sudah mulai ada bayangan penataan ruang, decluttering dan nyicil bersih-bersih pun sudah jalan. Di beberapa sudut sudah mulai terlihat perubahannya 🙂

Mas suami memiliki kebiasaan rapi karena terlatih dengan program 5R di kantornya. Dia setiap hari bekerja, dari Senin sampai Jumat. Pergi pagi-pagi sekali, dan pulang di waktu malam hari. Biasanya pada weekend dia masih ada kegiatan. Nah, jadi ketauan nih, kenapa barang-barang rusak juga tarsok aja mau dibenerin 😀

Tapi untuk menjaga kerapihan rumah kami, dia sudah komitmen akan mensupport saya. Karena mayoritas di rumah kami ini barang-barangnya milik saya yang paling banyak, maka memang “jatah” beres-beres pun lebih banyak porsinya ke saya.

Suami membantu untuk merapikan areanya sendiri pada hari luangnya. Dan sekalinya bebersih, dia akan tuntaskan selesai di saat itu juga.  Dia lebih “tega” untuk melepaskan barang, ini membuat dia lebih mudah untuk melaksanakan decluttering.

RASA sebagai Prinsip

Rapi dan Teratur  : Hal ini adalah yang paling kasat mata dan dapat dinilai secara obyktif. Rapi dan teratur dapat terpenuhi jika semua barang memiliki rumah dan area masing-masing.

Aman dan Nyaman : Barang-barang diposisikan dengan sistematis dan sedemikian rupa, agar tidak membahayakan penghuninya. Misalnya meletakkan benda tajam di area yang tertutup, dan tidak mudah diakses anak-anak.

Sehat dan Bersih : Bagi saya, percuma jika semua barang tertata rapi jika berdebu di setiap sudutnya. Memiliki jadwal rutin untuk bersih-bersih rumah dan menggunakan pembersih yang tepat, bisa diterapkan untuk memenuhi prinsip ini.

Alami dan Berkelanjutan : Mungkin prinsip ini bisa dicapai dengan menerapkan kebiasaan zero waste, memilah sampah, dan memfungsikan ulang barang-barang yang sudah tidak terpakai. Penggunaan energi listrik dan air pun jadi perhatian di sini.

Hygge adalah lebih mendeskripsikan rasa nyaman yang dapat dinikmati oleh seluruh penghuni rumah. Makna dari rasa nyaman bagi keluarga kami adalah di mana rumah adalah tempat melepas lelah. Dia bukan sekedar house, tapi home.

Kenyamanan yang kami maksud adalah kamar kami dapat memenuhi semua kebutuhan dan kegiatan kami. Menjadi ruang baca dengan penerangan yang baik, menjadi ruang tidur dan istirahat yang bikin betah, menjadi ruang kerja dan hiburan di kala senggang, pun menjadi ruang ibadah dan sanitasi.

Nyaman adalah ketika udara dalam ruangan bersih. Ada jalur lalu lintas yang memadai, sehingga tidak bersenggolan dan kesulitan beraktifitas. Ada space khusus untuk melakukan sholat berjamaah. Dan suasana kamar yang bisa mengakomodasi semua kegiatan kami.

Standar Hygiene dan Safety

Alhamdulillah untuk faktor kebersihan dan keamanan sudah kami perhatikan sejak dulu. Kami sangat memperhatikan urusan alur perkabelan dan elektronik. Menyimpan barang-barang berbahaya dan tajam pada tempat khusus. Dan kami memastikan tidak ada yang menghalangi jalur lalu lalang manusia, hal ini dapat memudahkan kami untuk proses evakuasi.

Untuk faktor kebersihan, kami diuntungkan dengan ukuran hunian yang mungil 🙂
Acara ritual bersih-bersih rutin seperti menyapu dan ngepel selalu dilakukan setiap hari, dan kami punya jadwal khusus untuk bersih-bersih besar seperti membersihkan kamar mandi, vacuum karpet dan kasur, dan juga bebersih tembok dan langit-langit.

Tidak Mencemari Lingkungan

Mungkin belum banyak yang kami lakukan untuk alam ini. Yang sudah saya dan suami lakukan dan menjadi habit antara lain adalah selalu membawa botol minum sendiri dari rumah.

Untuk kebutuhan perlengkapan mandi, kami sudah lama menggunakan produk-produk organik yang ramah alam. Saya pun sudah lama mengkonsumsi make up dan skincare organik, dikarenakan kulit sensitif saya yang kambuhan.

Kebiasaan lain, saya selalu membawa tas belanja sendiri yang bisa dilipat kecil di dalam tas. Sudah biasa saya lakukan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu dibutuhkan.

Untuk sampah kertas, biasanya saya menggunakan ulang kertas-kertas hvs bekas menjadi notes kecil. Notes ini berguna untuk mencatat kebutuhan belanja, untuk menuliskan alamat kiriman paket, atau catatan ringkas dari kelas2 yang saya ikuti dan saya bawakan, sebelum saya catat ulang dengan baik ke buku belajar saya.

Semoga nanti ada resep-resep mengolah bahan alami untuk kebutuhan bersih-bersih rumah tangga atau skincare yang dibagikan oleh tim Gemar Rapi 🙂