Malayeka hari ini main ke Beji. Ulang tahun lagi sama Mamo. Kemarin kan sudah tiup lilin di Jogja, sama keluarga Bibu. Hari ini, tiup lilin -lagi- bareng keluarga Babap.
Semua berjalan lancar dan penuh tawa. Banyak doa dan syukur terucap. Malayeka sekarang sudah 2 tahun. Bayi ini tumbuh cerdas, sehat, ceria dan menggemaskan.

Sampai pada akhirnya Keka dititipkan ke aku dan zawjiy. Bibu sama Babap sare, istirahat siang. Mamo solat. Dan Bude Nia baru duduk sebentar, setelah lelah sama persiapan perpisahan sekolah, besok di TK Khalifah Depok.

Keka bermain kopi instan dalam kemasan saset sama Pakde Edi. Biasanya juga Keka suka bermain sobek-sobek kemasan saset sama Mamo. Tapi kali ini, permainan itu jadi tragedi.

*Blush* tiba-tiba senyap. Kemasan kopi pecah, isinya menyembur ke wajah Keka. Senyap itu berubah jadi tangis anak bayi yang keperihan matanya kemasukan serbuk kopi. Semua panik. Semua kasihan sama bidadari kecil ini. Tapi, reaksi Mamo yang mendominasi dan terlalu emosi yang membuat semuanya jadi trauma untukku.

Iya, aku.
Aku kecewa sama diriku sendiri. Tidak becus untuk dititipi Malayeka. Belum setengah jam saja, kecelakaan terjadi. Hmmmm….Pantas saja aku belum dipercaya untuk menjadi seorang ibu.

Lengkap sudah. Ketakutanku untuk menjadi ibu, karena takut tak bisa mendidik anak-anakku kelak dengan baik, makin menjadi. Aku takut akan membuat Allah marah, bila titipanNYA tak kudidik dengan benar. Aku takut tak bisa bertanggung jawab atas mereka kelak.

Ditambah tragedi hari ini. Trauma.
Program hamil yang tadinya sudah aku niatkan dimulai bulan Juni ini, kayaknya bakal diundur dulu deh. Untuk waktu yang belum bisa dipastikan. Nanti-nanti dulu deh yaaa…
Sekarang mah pantes-pantesin diri dulu aja.. Lagian, aku nggak berani juga berdoanya. Belum berani deh kayaknya, mintanya ke Sang Pencipta.

Keka, Nun nyesel. Minta maaf ya, Nun nggak bisa jagain Keka dengan baik. Maaf ya, Keka :'(