Sudah beberapa waktu terakhir ini aku ingin melakukan hal baru di dalam rutinitas. Atau sekedar memperbaiki kinerja di sebagian aktivitas. Tapi akhirnya mentok dengan berjuta alasan dan berujung “besok, deh..”
Terdengar amit-amit mager banget emang. Seperti cuma berkhayal tanpa tindakan..
Tapi, hari ini aku ketemu bacaan bagus dari Channel Telegram yang membahas tentang perubahan. Kata-katanya masuk akal, sepertinya menarik untuk segera dicoba.
Aku coba share ulang di sini ya..mana tau ada yang pingin berubah juga dan butuh pencerahan 😉
Rumus Perubahan: Rahasia Membuat Perubahan Menjadi Lebih Mudah
Pernah dengar kata-kata seperti ini?
“Buat apa berubah, toh kondisi kita saat ini baik-baik saja”
“Percuma berubah juga, memangnya nanti bakal lebih baik?”
“Susah, terlalu banyak yang harus diubah”
“Betul, kita memang harus berubah, tapi mulai darimana? Apa dulu yang perlu diubah?”
Pernyataan-pernyataan di atas adalah sebagian contoh resistensi terhadap perubahan. Entah di organisasi maupun dalam kehidupan pribadi. Bila pernyataan-pernyataan seperti di atas tidak segera dijawab, saya yakin perubahan tidak akan terjadi.
Beruntunglah, saya bertemu dengan Rumus Perubahannya Richard Beckhard dan Rubin Harris. Rumus ini menjawab bagaimana agar perubahan benar-benar dapat dilakukan. Rumus ini menjawab, elemen-elemen yang perlu ada agar perubahan terjadi.
Dissatisfaction x Desirability x Practicality > Resistance to Change
Berikut penjelasannya.
Dissatisfaction – Ketidakpuasan terhadap kondisi saat ini. Sebagian besar orang termotivasi oleh apa yang tidak mereka inginkan. Ketidakpuasan di sini adalah api yang memicu seseorang termotivasi untuk berubah.
Desirability – Gambaran hasil akhir yang menarik. Sebuah visi yang jelas, yang membuat diri kita tergerak untuk mewujudkannya.
Practicallity – Kepraktisan untuk dijalankan. Sebuah rencana yang realistis dan dapat dipercaya. Langkah pertama yang mudah dan sederhana. Bukan sebuah rencana kompleks yang membuat kita “stuck.”
Ketiga hal di atas harus sedemikian jelas dan memotivasi melampaui Resistance to Change – resistensi untuk berubah. Keyakinan seseorang terhadap perubahan, seperti yang dinyatakan di pernyataan-pernyataan awal.
Contoh:
Saat saya mau menjadwalkan aktivitas untuk mengelola bisnis online saya, saya merasa “stuck.” Terlalu banyak yang harus dikerjakan. Terlalu banyak media yang harus diurus. Terlalu banyak grup reseller dan afiliate yang harus dikelola. Semua hal ini membuat saya malas – resisten untuk memulai perubahan (resistance to change). Untuk dapat mengubah hal ini, tentu saja, saya perlu mulai memikirkan tiga elemen lain.
Saya mulai dari yang pertama, dissatisfaction. Saya pikirkan resikonya bila saya terus menerus seperti ini. Saya tuliskan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi bila saya tetap mengelola bisnis online saya dengan cara seperti ini. Lalu, saya bayangkan dampak negatif yang mungkin terjadi bila saya tidak segera berubah. Aktivitas ini cukup membuat saya tersadar dan termotivasi untuk berubah.
Kemudian saya lanjut ke desireability. Saya bayangkan seperti apa idealnya bisnis online saya. Saya pikirkan ingin menjalankan bisnis online seperti siapa. Saya bayangkan betapa enaknya jika semua sistem sudah berjalan dengan semestinya. Gambaran visi ini begitu jelasnya sampai-sampai saya benar-benar ingin segera mencapainya.
Terakhir, saya mulai rancang rencana supaya unsur practicality-nya ada. Saya pikirkan satu rencana yang mudah dan sederhana. Setelah sedikit berpikir dan corat-coret, akhirnya ketemu. Saya mulai sebuah kebiasaan harian yang bernama “Daily 15 minutes activity.” Saya list dulu empat aktivitas kunci yang wajib dilakukan setiap hari, setiap aktivitas saya lakukan hanya dalam 15 menit. Misalnya, salah satu aktivitasnya adalah sharing di grup yang saya kelola. Setiap hari saya luangkan 15 menit untuk sharing di grup ini. Batasan waktu 15 menit ini membuat saya berpikir: “ah, mudah, cuma 15 menit, insyaallah ada waktunya” – langkah pertama yang sederhana ini ternyata membuat saya mencapai lebih banyak hal daripada sebelumnya.
Bagaimana dengan Anda? Apa yang ingin Anda ubah dalam hidup Anda? Apa hambatan mental yang Anda rasakan? Bagaimana Anda akan mengatasinya dengan rumus Beckhard dan Harris di atas? Saya tunggu sharing dari Anda.
Referensi:
Beckhard, Richard; Harris, Reuben T., Organizational Transitions: Managing Complex Change, 2nd, © 1987. Electronically
Teriring doa nan tulus, untuk segenap niat berubahku dan kamu.. Semoga perubahannya membawa banyak kebaikan, kedamaian, dan manfaat. Aamiiiin 🙂
Comments